Senin, 30 April 2012

PETUNJUK TEKNIS SL-PTT DEMFARM PADI SAWAH


PETUNJUK TEKNIS

DEMFARM SL-PTT PADI SAWAH
































                 








BADAN PELAKSANA PENYULUHAN  PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
 KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2012






SAMBUTAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN
PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN SUMBAWA BARAT


Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izinNya jualah penyusunan Petunjuk Teknis Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dapat diselesaikan.
Kami menyambut baik Petunjuk Teknis ini serta berharap agar dapat menjadi acuan dalam  
melaksanakan kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah dimaksud. Terima kasih kepada penyusun 
       yang telah membuat Petunjuk Teknis ini, semoga kegiatan pelatihan tersebut dapat berhasil dengan baik.
Akhirnya kami berharap semoga segala upaya yang kita lakukan untuk kemajuan masyarakat, mendapat ridho dari Allah SWT. dan jangan pernah bosan dalam berkarya.

                                                                                                Taliwang,                                  2012.

                                                                           Kepala Badan ,
                                                         


                                                                                                               Ir. H. M. Alimin
                                                                                                    NIP 19641231 199203 1 226



KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga Petunjuk Teknis Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dapat tersusun dengan baik. Juknis ini dimaksudkan untuk memberikan arahan/informasi kepada pelaksana kegiatan pelatihan dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Kami menyadari bahwa petunjuk teknis ini masih jauh dari sempurna dan belum dapat memenuhi keinginan berbagai pihak sehingga penyusun  sangat mengharapkan tangapan atau saran yang diarahkan untuk kesempurnaan juknis ini, Semoga Juknis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, khususnya penanggung jawab kegiatan.
Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan dan penerbitan Juknis ini, saran perbaikan dalam penyempurnaan Junisk ini sangat kami hargai. Terima kasih.




Taliwang,                   2012

 Penyusun,


 I.       PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam hal ini padi, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi nasional. Upaya tersebut dikenal dengan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dalam implementasinya di lapangan P2BN tidak hanya digarap oleh Dinas Pertanian, tetapi harus melibatkan instansi/lembaga lain yang terkait dengan kegiatan tersebut. Salah satunya adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) selaku pendamping petani dalam penerapan teknologi.
Untuk mendukung kegiatan P2BN tersebut BP4K Kabupaten Sumbawa Barat telah memprogramkan kegiatan demfarm (demonstrasi farming/usahatani) seluas 40 ha yang tersebar di delapan kecamatan (5 ha/kecamatan). Kegiatan demfarm tersebut akan dilaksanakan dengan pola SL-PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) di tiap-tiap lokasi. Demfarm padi sawah dengan pola SL-PTT tersebut selanjutnya disebut dengan Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Petani peserta kegiatan tersebut akan dilatih terlebih dahulu tentang teknologinya, selanjutnya di tingkat lapangan akan didampingi oleh Penyuluh Pertanian melalui pertemuan-pertemuan yang terstruktur. Dengan kata lain demfarm merupakan wahana percontohan penerapan teknologi PTT yang benar-benar sesuai dengan rekomendasi untuk dapat dicontoh oleh petani peserta SL-PTT sekaligus sebagai media pembuktian keunggulan pendekatan dan teknologi PTT.
Demfarm SL-PTT Padi Sawah pada dasarnya bertujuan untuk: (1) mempercepat proses adopsi dan penyebaran teknologi budidaya padi, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengubah sikap petani ke arah yang lebih baik, (3) ajang penerapan berbagai metode penyuluhan,  (4) meningkatkan kapasitas kelembagaan petani, dan (5) mendorong tumbuh dan berkembangnya Penyuluh Swadaya.
Untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan Demfarm SL-PTT Padi Sawah seperti yang direncanakan, maka di setiap lokasi demfarm tersebut diperkuat dengan 4 orang pendamping yang terdiri atas Koordinator Penyuluh Kecamatan, PPL di lokasi demfarm, dan 2 orang PPL di sekitar lokasi demfarm. Tugas utamanya adalah mendampingi petani peserta SL-PTT dalam penerapan teknologi sesuai jadwal pertemuan dan kurikulum yang dibuat.  
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Tujuan dari penulisan petunjuk teknis ini adalah:
a.       Sebagai panduan bagi petugas dan petani peserta Demfarm SL-PTT Padi Sawah di tingkat lapangan.
b.      Sebagai bahan supervisi dan monitoring bagi petugas di tingkat kabupaten dan kecamatan.
c.       Untuk  meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang usahatani padi.
1.2.2. Sasaran dari penulisan petunjuk teknis ini adalah:
a.     Tersedianya panduan bagi petugas dan petani peserta Demfarm SL-PTT Padi Sawah di tingkat lapangan.
b.     Tersedianya bahan supervisi dan monitoring bagi petugas di tingkat kabupaten dan kecamatan.
c.      Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani tentang usahatani padi.
1.3. Waktu dan Tempat
Kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini rencananya akan dilaksanakan pada musim tanam 2012 (MK I) dan musim tanam 2012/2013 (MH) di delapan  kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
1.4. Pembiayaan
Kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dibiayai dari APBD pada Satker Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012.

II.     PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Paket Demfarm
  Paket untuk kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah sesuai DPA BP4K Tahun 2012 (per hektar) meliputi:
a. Pupuk NPK Phonska (15 : 15 : 15)             : 300 kg/hektar
b. Pupuk Pelengkap Cair (PPC)                      : 4 liter/hektar
c. Insektisida                                                   : 2 liter/hektar
d. Fungisida                                                    : 2 kg/hektar
2.2. Tata Laksana Kegiatan
Ada beberapa persyaratan dalam pelaksanaan kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah, yaitu sebagai berikut:
2.2.1.      Syarat Lokasi Demfarm
a.   Lokasi Demfarm SL-PTT Padi Sawah merupakan wilayah binaan Balai Penyuluhan  
     kecamatan yang memiliki komoditas padi.
b.  Lokasi Demfarm SL-PTT Padi Sawah harus strategis, mudah dikunjungi dan dilihat oleh
     petani disekitarnya.
c.  Lokasi Demfarm SL-PTT Padi Sawah hendaknya berada dalam satu hamparan milik kelompoktani dengan luas areal 5 ha.
d.   Lokasi Demfarm SL-PTT Padi Sawah tidak berada pada lokasi endemis OPT (organisme pengganggu tanaman).
2.2.2.      Syarat Petani/Kelompoktani Peserta Demfarm
Dalam menetapkan petani/kelompoktani peserta Demfarm SL-PTT Padi Sawah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.       Petani pelaksana harus tergabung dalam kelompoktani
b.      Petani pelaksana bersedia mengikuti petunjuk teknologi yang akan diterapkan
c.       Petani pelaksana memiliki lahan milik pribadi/sewa dan berdomisili di sekitar lokasi demfarm.
d.      Bersedia mengikuti seluruh proses pembelajaran dan bersedia menjadi mitra penyuluh dalam penyebaran informasi hasil demfarm.
e.    Petani peserta demfarm harus direkomendasikan oleh penyuluh pertanian dan disampaikan ke BP4K melalui Balai Penyuluhan Kecamatan.

2.2.3.      Adopsi Teknologi
Komponen teknologi yang diterapkan dalam Demfarm SL-PTT Padi Sawah dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu komponen teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan untuk diterapkan, sedangkan komponen teknologi pilihan disesuaikan dengan kemampuan, kemauan dan kondisi petani setempat. Komponen teknologi dasar meliputi: (1) Varietas unngul baru (VUB) hibrida atau nonhbrida, (2) Benih bermutu dan berlabel, (3) Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah dalam bentuk kompos, (4) Pengaturan populasi tanaman secara optimum, (5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, dan (6)  Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Komponen teknologi pilihan meliputi: (1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam, (2) Penggunaan bibit muda kurang dari 21 hari, (3) Tanam bibit 1-3 batang per rumpun, (4) Pengairan secara efektif dan efisien, (5) Penyiangan dengan landak/gasrok, dan (6) Panen tepat waktu.
Dalam kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini teknik penanamannya bisa menggunakan Metode SRI, Jajar Legowo maupun Tandur Jajar (sistem tegel), sesuai dengan kondisi setempat. Di Juknis ini hanya dibahas sistem Jajar Legowo
           2.2.4.      Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
a.      Seleksi dan Penyiapan Benih
     Siapkan air tawar dalam ember secukupnya lalu masukkan sebutir telur ayam/bebek, kemudian secara perlahan-lahan masukan garam dapur sambil diaduk-aduk dengan hati-hati sehingga telur yang semula tenggelam akhirnya terapung. Dalam kondisi demikian air tersebut sudah siap dipakai untuk seleksi benih padi.
     Masukan benih padi ke dalam ember yang berisi air+garam tadi. Benih padi yang tenggelam adalah benih yang baik sedangkan yang terapung/melayang adalah benih padi yang jelek. Ambil benih  padi    yang baik  tersebut lalu dicuci dengan air bersih beberapa kali, kemudian direndam 2 hari lalu diperam dengan kain basah  selama  1-2 malam hingga muncul lembaga/bintil putihnya untuk disemai esok harinya. Satu hektar sawah diperlukan lebih-kurang 5 Kg benih yang baik.
b.      Persemaian
Untuk persemaiannya, dibuat bedengan dengan lebar 1,0 – 1,2 m sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjang petakan sawah. Tambahkan sekam padi atau bahan organik atau campuran keduanya sebanyak 2 kg/m2 untuk menggemburkan tanah sehingga memudahkan pencabutan bibit. Taburkan benih yang telah direndam dan dikeringanginkan secara merata di bedengan persemaian. Untuk mendapatkan bibit yang kuat berikan urea pada bedengan sebanyak 20 – 40 gram/m2 pada saat tabur benih. Bibit siap ditanam setelah berumur 15 – 20 hari (sudah berdaun 4 helai)
c.       Proses Pengolahan Tanah
Tanah diolah sempurna dengan menggunakan bajak atau hand traktor, lalu diratakan. Setelah petak selesai dibuat, dipupuk dengan pupuk dasar NPK Selanjutnya dibuat garis dengan caplak sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan.
d.      Penanaman
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 20x20 cm, 25x25 cm, dan 30x30 atau dengan sistem legowo 2:1, 3:1 dan  4:1. Jarak tanamnya adalah 40x20x10 cm atau 40x25x12,5 cm atau 40x30x15 cm.  Artinya jarak antara unit dengan unit 40 cm, jarak antara baris tanaman 20, 25 atau 30 cm, dan jarak tanaman dengan tanaman dalam baris 10, 12,5 atau 15 cm (khusus untuk barisan tanaman pinggir saja, sedangkan tanaman yang berada pada barisan dalam/tengah tetap menggunakan jarak tanam normal).
Di bawah ini disajikan tabel populasi tanaman padi per hektar pada berbagai cara tanam sebagai tambahan wawasan bagi peserta Demfarm SL-PTT  Padi Sawah, yaitu:
Tabel 1. Populasi Tanaman Padi dalam Tiap Hektar pada Berbagai Cara Tanam
NO
CARA TANAM
POPULASI TIAP HEKTAR
% TERHADAP
POPULASI CARA
TANAM TEGEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tegel 20 cm x 20 cm
Tegel 22 cm x 22 cm
Tegel 25 cm x 25 cm
Legowo 2:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 3:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 4:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo 2:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo 3:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo 4:1 (12,5 cm x 25 cm )
250 000
206 611
160 000
333 333
375 000
400 000
213 000
240 000
256 000
100
> 100
< 100
133
150
160
133
150
160
         Sumber: Badan Litbang Pertanian, 2008.  
e.       Penyiangan
Penyiangan I dilakukan pada saat tanaman umur 15 HST, dan penyiangan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat seperti gosrok, kis-kis dan lain-lain. Jika memungkinkan hindari penggunaan herbisida.
f.       Pengairan
Secara berangsur-angsur tanah diairi setinggi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari. Jika memungkinkan lakukan pengairan secara terputus-putus (intermitten). Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen lahan terus diairi setinggi 5 cm. Setelah itu lahan dikeringkan.
g.      Pemupukan
Pupuk NPK Phonska diberikan sebagai pupuk dasar dengan dosis 200 kg/ha, diberikan pada umur 0-14 HST (hari sesudah tanam). Bersamaan dengan itu lakukan pemupukan urea yang pertama dengan dosis 75 kg/ha, pemupukan urea berikutnya tergantung hasil BWD. Di bawah ini disajikan skala pengukuran BWD dan dosis pupuk urea yang dianjurkan.
Jika lebih 5 dari 10 daun yang diamati warnanya dalam batas kritis yaitu di bawah skala 4,0 (pada padi hibrida) dan padi tipe baru batas kritis adalah pada skala 4 atau kurang, maka berikan:
o   50-75 kg urea per hektar pada musim hasil rendah (kebiasaan setempat)
o   75-100 kg urea per hektar pada musim hasil tinggi (kebiasaan setempat)
o 100 kg urea per hektar pada padi hibrida dan padi tipe baru, baik pada musim hasil rendah 
    maupun musim hasil tinggi.
o  Apabila pada stadia antara keluar malai dan 10% tanaman berbunga warna daun padi hibrida dan  tipe baru berada pada skala 4 atau kurang, berikan 50 kg urea per hektar.
h.      Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan menerapkan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit lakukan antara lain: tanam tepat waktu, jaga kebersihan lapangan (sanitasi tanaman), pergiliran tanaman, pengamatan berkala, pemanfaatan musuh alami, dan pengendalian secara mekanik.
i.        Panen dan Pascapanen
Lakukan panen tepat waktu, yaitu ketika gabah mencapai tingkat kemasakan  ± 90%. Penanganan panen dan pascapanen yang kurang baik dapat menurunkan kualitas hasil gabah, dan kehilangan hasil saat panen dapat mencapai 20%.


III.   PARAMETER PENGAMATAN
Untuk mengetahui lebih detail tentang hasil demfarm dan sebagai bahan masukan bagi pengembangan teknologi ke depan, parameter yang perlu diamati adalah:
-          Jumlah anakan per rumpun (diamati pada umur 50 HST)
-          Jumlah anakan produktif (menjelang panen)
-          Jumlah malai per rumpun (menjelang panen)
-          Panjang malai (pada saat panen)
-          Jumlah gabah per malai (pada saat panen)
-          Jumlah gabah berisi per malai (pada saat panen)
-          Produktivitas (hasil ubinan pada saat panen)
-          Produktivitas pada petak petani (sebagai pembanding)

IV.       JADWAL DAN MATERI PERTEMUAN
Jadwal dan materi pertemuan disajikan pada Tabel berikut (diadopsi dari BPTP NTB, 2010):
Tabel 2. Jadwal dan Materi Pertemuan Demfarm SL-PTT Padi Sawah
      Pertemuan Ke…
Materi Pertemuan
1
(Menjelang persiapan lahan)
a.   Rapat sosialisasi  dan persiapan Demfarm SL-PTT Padi Sawah di tingkat kelompok
b.   Teknik pengolahan lahan
c.   Diskusi
d.  Buat RTL kesiapan peserta demfarm untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan berikutnya
2
(Menjelang semai)
a.    Jelaskan agenda pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi pengolahan tanah
c. Jelaskan cara membuat persemaian yang baik dan perlakuan-perlakuannya
d.  Uraikan manfaat penanaman VUB
e. Demonstrasikan cara menyeleksi benih dengan
    menggunakan larutan garam
f.    Diskusi
g.   Buat RTL kesiapan peserta demfarm untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan berikutnya
3
(Menjelang penanaman dan aplikasi pupuk dasar)
a.   Jelaskan agenda pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi persemaian
c.   Pemupukan dasar (jelaskan perlunya penggunaan pupuk dasar, jenis, dosis dan saat aplikasinya)
d.  Penanaman (jelaskan keuntungan penanaman benih
  muda 15-21 hari, jumlah tanaman per rumpun 1-3 batang/rumpun, jarak tanam teratur, jajar legowo). Praktekkan cara membuat jarak tanam dengan tali atau caplak.
e.   Penyiangan (cara manual, menggunakan alat). Jika alat  penyiangan tersedia, praktekkan cara penggunaannya
f.    Diskusi
g.   Buat RTL kesiapan peserta demfarm untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan berikutnya
4
(Menjelang pemupukan susulan)
a.   Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi penanaman dengan jarak
   tanam. Hitung dan bandingkan populasi tanaman/m2  pada jarak tanamn teratur dan tidak teratur
c.   Evaluasi penerapan pupuk dasar perhatikan
     pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman
d.  Jelaskan fungsi pupuk bagi tanaman, pengertian
    pemupukan berimbang, dan jelaskan kebutuhan N, P  dan K
e.   Jelaskan tentang fungsi BWD, waktu dan cara
   pemakaiannya serta keuntungan pemupukan N dengan menggunakan BWD
f.    Praktekkan cara penggunaan BWD bersama-sama
    peserta demfarm
g.   Evaluasi serangan hama dan penyakit serta bagaimana cara pengendaliannya
h.   Diskusi
i.     Buat RTL kesiapan peserta demfarm untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan berikutnya
5
(Fase pembentukan anakan awal)
a.   Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi pupuk N susulan dan
   pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada fase ini. Hitung jumlah anakan rata-rata dari 10 rumpun sampel ditentukan secara acak pada diagonal petakan.
c.   Jelaskan bahayanya gulma bagi tanaman padi pada fase awal, waktu pengendalian dan teknik pengendalian yang tepat
d.  Amati jika terjadi serangan hama dan penyakit, jelaskan cara identifikasi dan pengendalian yang tepat.
e.   Diskusikan hasil evaluasi jumlah anakan dan tentang
     hama penyakit dan pengendalian gulma.
f.    Buat RTL kesanggupan mereka untuk menerapkan
   teknologi pemupukan susulan berikut khususnya pada penggunaan BWD dan  pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan serta sepakati agenda pertemuan berikutnya.
6
(Fase pembentukan anakan maksimum)
a.   Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi pemupukan N susulan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada fase ini.
c.   Hitung jumlah rata-rata anakan maksimum pada sepuluh rumpun tanaman contoh cara acak dengan metode diagonal
d.  Bandingkan antara petak demfarm dengan petak petani di sekitarnya
e.   Jelaskan pentingnya pengaturan air pada fase ini. Tinggi permukaan air maksimum 3 cm
f.    Amati serangan hama dan penyakit
g.   Diskusi hasil evaluai jumlah anakan maksimum dan
    serangan hama dan penyakit
h.   Buat RTL kesiapan peserta demfarm untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan berikutnya
7
(Fase primordia bunga)
a.   Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi pemupukan N susulan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada fase ini
c.   Periksa kondisi primordia bunga dengan membuka
  batang dan akan nampak calon bunga yang sudah terbentuk, terangkan ke petani.
d.  Jelaskan bahwa pada fase ini masih bisa diberikan pupuk N susulan, tapi bila bunganya sudah keluar tidak perlu diberi pupuk N.
e.   Evaluasi hasil pengendalian hama dan penyakit yang
    telah dilakukan pada fase anakan maksimum
f.    Amati serangan hama dan penyakit pada fase ini melalui identifikasi, dan jelaskan cara pengendaliannya
g.   Pada fase ini tinggi genangan air pada petakan berkisar 3-5 cm, dan pada fase inilah dilakukan pengendalian gulma terakhir bila diperlukan
h.   Diskusi hasil pengamatan primordia bunga, identifikasi
    hama dan penyakit
i.     Buat RTL kesanggupan penerapan pupuk susulan
    terakhir dan pengamatan hama dan penyakit
8
(Fase Panen dan Pascapanen)
a.   Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b.   Evaluasi penerapan teknologi pupuk N susulan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pengisian gabah
c.   Hitung jumlah anakan produktif di setiap rumpun dari 3 rumpun sampel yang ditentukan secara acak. Bandingkan dengan petak petani non Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Jelaskan perbedaannya
d.  Jelaskan jika terjadi perbedaan di ketiga lokasi tersebut.
e.   Amati jumlah gabah isi per malai yang diambil dari
   seluruh malai dari 3 rumpun yang ditentukan secara acak. Bandingkan dengan petak petani non Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Tunjukkan perbedaannya dan jelaskan mengapa jumlah gabah isi/malai berbeda di ketiga lokasi tersebut
f.    Lakukan perhitungan/prediksi hasil dengan mengetahui jarak tanam, jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah gabah isi per malai dan perkiraan berat 1000 biji (lihat dideskripsi varietas yang ditanam).
g.   Diskusikan hasil pengamatan dan perhitungan, terutama hubungannya dengan pengelolaan tanaman dan teknologi yang diterapkan
h.   Berikan kesempatan kepada petani untuk
    menyampaikan kesan dan pengalamannya mengikuti
  pertemuan berkala Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Motivasi mereka untuk menyatakan keuntungan dan kekurangan pertemuan tersebut dalam hal menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mereka.
a.   Tutup acara pertemuan dengan memberikan
   penghargaan dan apresiaisi bagi petani berprestasi dan beri semangat bagi yang belum berhasil menerapkan teknologi dengan benar.

V.      PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan meliputi laporan awal, laporan perkembangan dan laporan akhir.  Laporan lengkap disampaikan secara tertulis dan dijilid rapi.

VI.   PENUTUP
Potensi produksi padi varietas unggul cukup tinggi, namun fakta lapangan menunjukkan bahwa hal tersebut sulit terealisasi. Salah satu penyebabnya adalah teknik budidaya yang diterapkan petani belum optimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang teknik budidaya padi sesuai anjuran adalah melalui Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Kegiatan tersebut akan ditunjang dengan pelatihan teknik budidaya padi dengan menerapkan jajar legowo. Ini dimaksudkan agar petani dapat memahami dan menerapkan hasil pelatihan tersebut dalam kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah di lokasi kegiatan yang telah ditentukan.
Ke depan kiranya model-model seperti ini perlu digalakkan terutama pada daerah-daerah yang tingkat adopsi teknologi budidaya padi masih kurang, sehingga adopsi teknologi dapat berjalan dengan baik.
Akhirnya dibutuh kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dari kita semua untuk mengantarkan petani pada kondisi yang lebih baik dari saat ini. Semoga…


                


DAFTAR PUSTAKA
          Badan Litbang Pertanian, 2008. Pedoman Umum Budidaya Padi Hibrida. Departemen Pertanian,  
          Jakarta.
          Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, 2008. Pedum Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman 
          Terpadu Padi. BPSDMP Departemen Pertanian, Jakarta.
          BPTP NTB, 2010.  Petunjuk Teknis Pendampingan SL-PTT Padi Sawah
          Badan Litbang Deptan, 2008. Pedum Budidaya Padi Hibrida. Departemen Pertanian, Jakarta.
          Zaini Z., WS. Diah dan Syam M., 2004. Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi 
          Sawah. BPPT Pertanian, BPTP Sumatera Utara, BPTP  NTB dan IRRI.