PETUNJUK TEKNIS
DEMFARM SL-PTT PADI SAWAH
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
2012
SAMBUTAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN
PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izinNya jualah
penyusunan Petunjuk Teknis Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dapat diselesaikan.
Kami menyambut baik Petunjuk Teknis ini serta berharap agar dapat menjadi
acuan dalam
melaksanakan kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah dimaksud. Terima kasih
kepada penyusun
yang telah membuat Petunjuk Teknis ini, semoga kegiatan pelatihan tersebut dapat berhasil dengan baik.
yang telah membuat Petunjuk Teknis ini, semoga kegiatan pelatihan tersebut dapat berhasil dengan baik.
Akhirnya kami berharap semoga segala upaya yang kita
lakukan untuk kemajuan masyarakat, mendapat ridho dari Allah SWT. dan
jangan pernah bosan dalam berkarya.
Taliwang,
2012.
Kepala
Badan ,
Ir. H. M. Alimin
NIP 19641231 199203 1
226
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga Petunjuk Teknis Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dapat tersusun dengan
baik. Juknis ini dimaksudkan untuk
memberikan arahan/informasi kepada pelaksana kegiatan pelatihan dalam menyelenggarakan
kegiatan tersebut.
Kami menyadari bahwa petunjuk teknis
ini masih jauh dari sempurna dan belum dapat memenuhi keinginan berbagai
pihak sehingga penyusun sangat mengharapkan tangapan atau saran
yang diarahkan untuk kesempurnaan juknis ini, Semoga Juknis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya,
khususnya penanggung jawab kegiatan.
Kami menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam
penyusunan dan penerbitan Juknis ini, saran
perbaikan dalam penyempurnaan Junisk ini sangat
kami hargai. Terima kasih.
Taliwang,
2012
Penyusun,
|
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai
pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya
cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan
berkembangnya industri pangan dan pakan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dalam hal ini
padi, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas padi nasional.
Upaya tersebut dikenal dengan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dalam
implementasinya di lapangan P2BN tidak hanya digarap oleh Dinas Pertanian,
tetapi harus melibatkan instansi/lembaga lain yang terkait dengan kegiatan
tersebut. Salah satunya adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (BP4K) selaku pendamping petani dalam penerapan teknologi.
Untuk mendukung kegiatan P2BN tersebut BP4K Kabupaten
Sumbawa Barat telah memprogramkan kegiatan demfarm (demonstrasi
farming/usahatani) seluas 40 ha yang tersebar di delapan kecamatan (5
ha/kecamatan). Kegiatan demfarm tersebut akan dilaksanakan dengan pola SL-PTT
(Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) di tiap-tiap lokasi. Demfarm padi
sawah dengan pola SL-PTT tersebut selanjutnya disebut dengan Demfarm SL-PTT
Padi Sawah. Petani peserta kegiatan tersebut
akan dilatih terlebih dahulu tentang teknologinya, selanjutnya di tingkat
lapangan akan didampingi oleh Penyuluh Pertanian melalui pertemuan-pertemuan
yang terstruktur. Dengan kata lain demfarm merupakan wahana percontohan
penerapan teknologi PTT yang benar-benar sesuai dengan rekomendasi untuk dapat
dicontoh oleh petani peserta SL-PTT sekaligus sebagai media pembuktian
keunggulan pendekatan dan teknologi PTT.
Demfarm SL-PTT Padi Sawah pada dasarnya bertujuan untuk: (1) mempercepat proses adopsi
dan penyebaran teknologi budidaya padi, (2) meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta mengubah sikap petani ke arah yang lebih baik, (3) ajang
penerapan berbagai metode penyuluhan, (4) meningkatkan kapasitas
kelembagaan petani, dan (5) mendorong tumbuh dan berkembangnya Penyuluh
Swadaya.
Untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan Demfarm SL-PTT Padi Sawah seperti yang direncanakan, maka di setiap lokasi demfarm
tersebut diperkuat dengan 4 orang pendamping yang terdiri atas Koordinator
Penyuluh Kecamatan, PPL di lokasi demfarm, dan 2 orang PPL di sekitar lokasi
demfarm. Tugas utamanya adalah mendampingi petani peserta SL-PTT dalam
penerapan teknologi sesuai jadwal pertemuan dan kurikulum yang
dibuat.
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.2.1.
Tujuan dari penulisan petunjuk teknis ini adalah:
a.
Sebagai panduan bagi petugas dan
petani peserta Demfarm SL-PTT
Padi Sawah di tingkat lapangan.
b.
Sebagai bahan supervisi dan
monitoring bagi petugas di tingkat kabupaten dan kecamatan.
c.
Untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan petani tentang usahatani padi.
1.2.2. Sasaran dari penulisan
petunjuk teknis ini adalah:
a.
Tersedianya panduan bagi petugas dan
petani peserta Demfarm SL-PTT
Padi Sawah di tingkat lapangan.
b.
Tersedianya bahan supervisi dan
monitoring bagi petugas di tingkat kabupaten dan kecamatan.
c.
Meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan petani tentang usahatani padi.
1.3.
Waktu dan Tempat
Kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini rencananya akan dilaksanakan pada musim tanam 2012 (MK
I) dan musim tanam 2012/2013 (MH) di delapan kecamatan yang ada di
Kabupaten Sumbawa Barat.
1.4.
Pembiayaan
Kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah ini dibiayai dari APBD pada Satker Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2012.
II. PELAKSANAAN
KEGIATAN
2.1. Paket Demfarm
Paket
untuk kegiatan Demfarm SL-PTT
Padi Sawah sesuai DPA BP4K Tahun 2012 (per
hektar) meliputi:
a. Pupuk NPK Phonska (15 : 15 : 15)
: 300
kg/hektar
b. Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
: 4 liter/hektar
c.
Insektisida
: 2 liter/hektar
d.
Fungisida
: 2 kg/hektar
2.2. Tata
Laksana Kegiatan
Ada
beberapa persyaratan dalam pelaksanaan kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah, yaitu sebagai berikut:
2.2.1. Syarat Lokasi Demfarm
a. Lokasi Demfarm
SL-PTT Padi Sawah merupakan wilayah binaan Balai Penyuluhan
kecamatan yang
memiliki komoditas padi.
b. Lokasi Demfarm
SL-PTT Padi Sawah harus strategis, mudah dikunjungi dan dilihat oleh
petani
disekitarnya.
c. Lokasi Demfarm
SL-PTT Padi Sawah hendaknya berada dalam satu hamparan milik kelompoktani
dengan luas areal 5 ha.
d. Lokasi Demfarm
SL-PTT Padi Sawah tidak berada pada lokasi endemis OPT (organisme pengganggu
tanaman).
2.2.2. Syarat Petani/Kelompoktani Peserta Demfarm
Dalam menetapkan petani/kelompoktani peserta Demfarm SL-PTT
Padi Sawah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a.
Petani
pelaksana harus tergabung dalam kelompoktani
b.
Petani
pelaksana bersedia mengikuti petunjuk teknologi yang akan diterapkan
c.
Petani
pelaksana memiliki lahan milik pribadi/sewa dan berdomisili di sekitar lokasi
demfarm.
d.
Bersedia mengikuti
seluruh proses pembelajaran dan bersedia menjadi mitra penyuluh dalam
penyebaran informasi hasil demfarm.
e.
Petani peserta
demfarm harus direkomendasikan oleh penyuluh pertanian dan disampaikan ke BP4K
melalui Balai Penyuluhan Kecamatan.
2.2.3. Adopsi Teknologi
Komponen teknologi yang diterapkan
dalam Demfarm SL-PTT Padi Sawah dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu komponen
teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan. Komponen teknologi dasar sangat
dianjurkan untuk diterapkan, sedangkan komponen teknologi pilihan disesuaikan
dengan kemampuan, kemauan dan kondisi petani setempat. Komponen teknologi dasar
meliputi: (1) Varietas unngul baru (VUB) hibrida atau nonhbrida, (2) Benih
bermutu dan berlabel, (3) Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami
ke sawah dalam bentuk kompos, (4) Pengaturan populasi tanaman secara optimum,
(5) Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, dan
(6) Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
Komponen teknologi pilihan meliputi: (1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola
tanam, (2) Penggunaan bibit muda kurang dari 21 hari, (3) Tanam bibit 1-3
batang per rumpun, (4) Pengairan secara efektif dan efisien, (5) Penyiangan
dengan landak/gasrok, dan (6) Panen tepat waktu.
Dalam kegiatan Demfarm SL-PTT Padi
Sawah ini teknik penanamannya bisa menggunakan Metode SRI, Jajar Legowo maupun
Tandur Jajar (sistem tegel), sesuai dengan kondisi setempat. Di Juknis ini
hanya dibahas sistem Jajar Legowo
2.2.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Seleksi dan
Penyiapan Benih
►
Siapkan air
tawar dalam ember secukupnya lalu masukkan sebutir telur ayam/bebek, kemudian
secara perlahan-lahan masukan garam dapur sambil diaduk-aduk dengan hati-hati
sehingga telur yang semula tenggelam akhirnya terapung. Dalam kondisi demikian
air tersebut sudah siap dipakai untuk seleksi benih padi.
►
Masukan benih
padi ke dalam ember yang berisi air+garam tadi. Benih padi yang tenggelam
adalah benih yang baik sedangkan yang terapung/melayang adalah benih padi yang
jelek. Ambil benih padi yang baik tersebut lalu
dicuci dengan air bersih beberapa kali, kemudian direndam 2 hari lalu diperam
dengan kain basah selama 1-2 malam hingga muncul lembaga/bintil
putihnya untuk disemai esok harinya. Satu hektar sawah diperlukan lebih-kurang
5 Kg benih yang baik.
b.
Persemaian
Untuk persemaiannya, dibuat bedengan
dengan lebar 1,0 – 1,2 m sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjang
petakan sawah. Tambahkan sekam padi atau bahan organik atau campuran keduanya
sebanyak 2 kg/m2 untuk menggemburkan tanah sehingga memudahkan
pencabutan bibit. Taburkan benih yang telah direndam dan dikeringanginkan secara merata di
bedengan persemaian. Untuk mendapatkan bibit yang kuat berikan urea pada
bedengan sebanyak 20 – 40 gram/m2 pada saat tabur benih. Bibit siap
ditanam setelah berumur 15 – 20 hari (sudah berdaun 4 helai)
c.
Proses Pengolahan Tanah
Tanah diolah sempurna dengan
menggunakan bajak atau hand traktor, lalu diratakan. Setelah petak selesai
dibuat, dipupuk dengan pupuk dasar NPK Selanjutnya dibuat garis dengan caplak
sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan.
d.
Penanaman
Jarak tanam yang dianjurkan adalah
20x20 cm, 25x25 cm, dan 30x30 atau dengan sistem legowo 2:1, 3:1 dan 4:1.
Jarak tanamnya adalah 40x20x10 cm atau 40x25x12,5 cm atau 40x30x15 cm.
Artinya jarak antara unit dengan unit 40 cm, jarak antara baris tanaman 20, 25
atau 30 cm, dan jarak tanaman dengan tanaman dalam baris 10, 12,5 atau 15 cm
(khusus untuk barisan tanaman pinggir saja, sedangkan tanaman yang berada pada
barisan dalam/tengah tetap menggunakan jarak tanam normal).
Di bawah ini disajikan tabel populasi
tanaman padi per hektar pada berbagai cara tanam sebagai tambahan wawasan bagi
peserta Demfarm SL-PTT Padi Sawah, yaitu:
Tabel 1. Populasi Tanaman Padi dalam
Tiap Hektar pada Berbagai Cara Tanam
NO
|
CARA TANAM
|
POPULASI TIAP HEKTAR
|
% TERHADAP
POPULASI CARA
TANAM TEGEL
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Tegel
20 cm x 20 cm
Tegel
22 cm x 22 cm
Tegel
25 cm x 25 cm
Legowo
2:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo
3:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo
4:1 (10 cm x 20 cm)
Legowo
2:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo
3:1 (12,5 cm x 25 cm)
Legowo
4:1 (12,5 cm x 25 cm )
|
250 000
206 611
160 000
333 333
375 000
400 000
213 000
240 000
256 000
|
100
> 100
< 100
133
150
160
133
150
160
|
Sumber: Badan Litbang Pertanian,
2008.
e.
Penyiangan
Penyiangan I dilakukan pada saat tanaman umur 15 HST, dan
penyiangan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi gulma. Penyiangan dapat
dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat seperti gosrok, kis-kis dan
lain-lain. Jika memungkinkan hindari penggunaan herbisida.
f.
Pengairan
Secara berangsur-angsur tanah diairi setinggi 2-5 cm
sampai tanaman berumur 10 hari. Jika memungkinkan lakukan pengairan secara
terputus-putus (intermitten). Sejak
fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen lahan terus diairi setinggi 5
cm. Setelah itu lahan dikeringkan.
g.
Pemupukan
Pupuk NPK Phonska diberikan sebagai pupuk dasar dengan
dosis 200 kg/ha, diberikan pada umur 0-14 HST (hari sesudah tanam). Bersamaan
dengan itu lakukan pemupukan urea yang pertama dengan dosis 75 kg/ha, pemupukan
urea berikutnya tergantung hasil BWD. Di bawah ini disajikan skala pengukuran
BWD dan dosis pupuk urea yang dianjurkan.
Jika lebih 5 dari 10
daun yang diamati warnanya dalam batas kritis yaitu di bawah skala 4,0 (pada padi hibrida)
dan padi tipe baru batas kritis adalah pada skala 4 atau kurang, maka berikan:
o 50-75 kg urea per hektar pada musim hasil
rendah (kebiasaan setempat)
o 75-100 kg urea per hektar pada musim hasil tinggi
(kebiasaan setempat)
o 100 kg urea per hektar pada padi hibrida dan
padi tipe baru, baik pada musim hasil rendah
maupun musim hasil tinggi.
o Apabila pada stadia antara keluar malai dan
10% tanaman berbunga warna daun padi hibrida dan tipe baru berada pada
skala 4 atau kurang, berikan 50 kg urea per hektar.
h.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan
menerapkan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Penggunaan pestisida
merupakan alternatif terakhir. Untuk menghindari serangan hama dan penyakit
lakukan antara lain: tanam tepat waktu, jaga kebersihan lapangan (sanitasi
tanaman), pergiliran tanaman, pengamatan berkala, pemanfaatan musuh alami, dan
pengendalian secara mekanik.
i.
Panen dan Pascapanen
Lakukan panen tepat waktu, yaitu ketika gabah mencapai
tingkat kemasakan ± 90%. Penanganan panen dan pascapanen yang kurang baik
dapat menurunkan kualitas hasil gabah, dan kehilangan hasil saat panen dapat
mencapai 20%.
III. PARAMETER PENGAMATAN
Untuk mengetahui lebih detail tentang
hasil demfarm dan sebagai bahan masukan bagi pengembangan teknologi ke depan,
parameter yang perlu diamati adalah:
-
Jumlah anakan
per rumpun (diamati pada umur 50 HST)
-
Jumlah anakan produktif
(menjelang panen)
-
Jumlah malai
per rumpun (menjelang panen)
-
Panjang malai
(pada saat panen)
-
Jumlah gabah
per malai (pada saat panen)
-
Jumlah gabah
berisi per malai (pada saat panen)
-
Produktivitas
(hasil ubinan pada saat panen)
-
Produktivitas
pada petak petani (sebagai pembanding)
IV.
JADWAL
DAN MATERI PERTEMUAN
Jadwal
dan materi pertemuan disajikan pada Tabel berikut (diadopsi dari BPTP NTB,
2010):
Tabel 2. Jadwal dan Materi Pertemuan Demfarm SL-PTT Padi
Sawah
Pertemuan Ke…
|
Materi Pertemuan
|
1
(Menjelang persiapan lahan)
|
a.
Rapat sosialisasi dan
persiapan Demfarm SL-PTT Padi Sawah di tingkat kelompok
b. Teknik pengolahan lahan
c. Diskusi
d.
Buat RTL kesiapan peserta demfarm
untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan
berikutnya
|
2
(Menjelang semai)
|
a. Jelaskan agenda pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi
pengolahan tanah
c.
Jelaskan cara membuat persemaian
yang baik dan perlakuan-perlakuannya
d.
Uraikan manfaat penanaman VUB
e.
Demonstrasikan cara menyeleksi
benih dengan
menggunakan larutan garam
f.
Diskusi
g.
Buat RTL kesiapan peserta demfarm
untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan
berikutnya
|
3
(Menjelang penanaman dan aplikasi pupuk dasar)
|
a.
Jelaskan agenda pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi
persemaian
c.
Pemupukan dasar (jelaskan perlunya
penggunaan pupuk dasar, jenis, dosis dan saat aplikasinya)
d.
Penanaman (jelaskan keuntungan
penanaman benih
muda 15-21 hari, jumlah tanaman per rumpun 1-3
batang/rumpun, jarak tanam teratur, jajar legowo). Praktekkan cara membuat
jarak tanam dengan tali atau caplak.
e.
Penyiangan (cara manual,
menggunakan alat). Jika alat penyiangan tersedia, praktekkan cara
penggunaannya
f.
Diskusi
g.
Buat RTL kesiapan peserta demfarm
untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan
berikutnya
|
4
(Menjelang pemupukan susulan)
|
a.
Jelaskan agenda dan tujuan
pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi
penanaman dengan jarak
tanam. Hitung dan bandingkan populasi
tanaman/m2 pada jarak tanamn teratur dan tidak teratur
c.
Evaluasi penerapan pupuk dasar
perhatikan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman
d.
Jelaskan fungsi pupuk bagi
tanaman, pengertian
pemupukan berimbang, dan jelaskan
kebutuhan N, P dan K
e.
Jelaskan tentang fungsi BWD, waktu
dan cara
pemakaiannya serta keuntungan pemupukan N
dengan menggunakan BWD
f.
Praktekkan cara penggunaan BWD
bersama-sama
peserta demfarm
g.
Evaluasi serangan hama dan
penyakit serta bagaimana cara pengendaliannya
h.
Diskusi
i.
Buat RTL kesiapan peserta demfarm
untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan
berikutnya
|
5
(Fase pembentukan anakan awal)
|
a.
Jelaskan agenda dan tujuan
pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi pupuk
N susulan dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada
fase ini. Hitung jumlah anakan rata-rata dari 10 rumpun sampel ditentukan
secara acak pada diagonal petakan.
c.
Jelaskan bahayanya gulma bagi
tanaman padi pada fase awal, waktu pengendalian dan teknik pengendalian yang
tepat
d.
Amati jika terjadi serangan hama
dan penyakit, jelaskan cara identifikasi dan pengendalian yang tepat.
e.
Diskusikan hasil evaluasi jumlah
anakan dan tentang
hama penyakit dan pengendalian
gulma.
f.
Buat RTL kesanggupan mereka untuk
menerapkan
teknologi pemupukan susulan berikut khususnya
pada penggunaan BWD dan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan
serta sepakati agenda pertemuan berikutnya.
|
6
(Fase pembentukan anakan maksimum)
|
a.
Jelaskan agenda dan tujuan
pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi
pemupukan N susulan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada fase
ini.
c.
Hitung jumlah rata-rata anakan
maksimum pada sepuluh rumpun tanaman contoh cara acak dengan metode diagonal
d.
Bandingkan antara petak demfarm
dengan petak petani di sekitarnya
e.
Jelaskan pentingnya pengaturan air
pada fase ini. Tinggi permukaan air maksimum 3 cm
f.
Amati serangan hama dan penyakit
g.
Diskusi hasil evaluai jumlah
anakan maksimum dan
serangan hama dan penyakit
h.
Buat RTL kesiapan peserta demfarm
untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan, dan sepakati agenda pertemuan
berikutnya
|
7
(Fase primordia bunga)
|
a.
Jelaskan agenda dan tujuan
pertemuan hari ini
b.
Evaluasi penerapan teknologi
pemupukan N susulan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada fase
ini
c.
Periksa kondisi primordia bunga
dengan membuka
batang dan akan nampak calon bunga yang sudah
terbentuk, terangkan ke petani.
d.
Jelaskan bahwa pada fase ini masih
bisa diberikan pupuk N susulan, tapi bila bunganya sudah keluar tidak perlu
diberi pupuk N.
e.
Evaluasi hasil pengendalian hama
dan penyakit yang
telah dilakukan pada fase anakan
maksimum
f.
Amati serangan hama dan penyakit
pada fase ini melalui identifikasi, dan jelaskan cara pengendaliannya
g.
Pada fase ini tinggi genangan air
pada petakan berkisar 3-5 cm, dan pada fase inilah dilakukan pengendalian
gulma terakhir bila diperlukan
h.
Diskusi hasil pengamatan primordia
bunga, identifikasi
hama dan penyakit
i.
Buat RTL kesanggupan penerapan
pupuk susulan
terakhir dan pengamatan hama dan
penyakit
|
8
(Fase Panen dan Pascapanen)
|
a. Jelaskan agenda dan tujuan pertemuan hari ini
b. Evaluasi penerapan teknologi pupuk N susulan dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pengisian gabah
c. Hitung jumlah anakan produktif di setiap rumpun dari 3
rumpun sampel yang ditentukan secara acak. Bandingkan dengan petak petani non
Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Jelaskan perbedaannya
d. Jelaskan jika terjadi perbedaan di ketiga lokasi tersebut.
e. Amati jumlah gabah isi per malai yang diambil dari
seluruh malai dari 3 rumpun yang ditentukan secara acak. Bandingkan dengan
petak petani non Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Tunjukkan perbedaannya dan
jelaskan mengapa jumlah gabah isi/malai berbeda di ketiga lokasi tersebut
f. Lakukan perhitungan/prediksi hasil dengan mengetahui jarak
tanam, jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah gabah isi per malai dan
perkiraan berat 1000 biji (lihat dideskripsi varietas yang ditanam).
g. Diskusikan hasil pengamatan dan perhitungan, terutama
hubungannya dengan pengelolaan tanaman dan teknologi yang diterapkan
h. Berikan kesempatan kepada petani untuk
menyampaikan kesan dan pengalamannya mengikuti
pertemuan berkala Demfarm SL-PTT Padi Sawah. Motivasi mereka untuk menyatakan
keuntungan dan kekurangan pertemuan tersebut dalam hal menambah pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan mereka.
a.
Tutup acara pertemuan dengan
memberikan
penghargaan dan apresiaisi bagi petani
berprestasi dan beri semangat bagi yang belum berhasil menerapkan teknologi dengan benar.
|
V. PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan meliputi laporan
awal, laporan perkembangan dan laporan akhir. Laporan lengkap
disampaikan secara tertulis dan dijilid rapi.
VI. PENUTUP
Potensi
produksi padi varietas unggul cukup tinggi, namun fakta lapangan menunjukkan
bahwa hal tersebut sulit terealisasi. Salah satu penyebabnya adalah teknik
budidaya yang diterapkan petani belum optimal.
Salah
satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang
teknik budidaya padi sesuai anjuran adalah melalui Demfarm SL-PTT Padi Sawah.
Kegiatan tersebut akan ditunjang dengan pelatihan teknik budidaya padi dengan
menerapkan jajar legowo. Ini dimaksudkan agar petani dapat memahami dan
menerapkan hasil pelatihan tersebut dalam kegiatan Demfarm SL-PTT Padi Sawah di
lokasi kegiatan yang telah ditentukan.
Ke
depan kiranya model-model seperti ini perlu digalakkan terutama pada
daerah-daerah yang tingkat adopsi teknologi budidaya padi masih kurang,
sehingga adopsi teknologi dapat berjalan dengan baik.
Akhirnya
dibutuh kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dari kita semua untuk
mengantarkan petani pada kondisi yang lebih baik dari saat ini. Semoga…
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian, 2008. Pedoman Umum Budidaya Padi Hibrida. Departemen
Pertanian,
Jakarta.
Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, 2008. Pedum Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman
Terpadu Padi. BPSDMP Departemen Pertanian, Jakarta.
BPTP NTB,
2010. Petunjuk Teknis Pendampingan SL-PTT Padi Sawah
Badan Litbang Deptan, 2008. Pedum Budidaya Padi Hibrida. Departemen Pertanian,
Jakarta.
Zaini Z., WS. Diah dan Syam M., 2004. Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu Padi
Sawah. BPPT Pertanian, BPTP Sumatera Utara, BPTP NTB dan IRRI.